as

as

Minggu, 04 Maret 2012

BISMILLAH...

Usman bin Affan ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
~Muslim~

Jumat, 02 Maret 2012

KASIH SAYANG SEORANG IBU

KASIH SAYANG SEORANG IBU

Ibu…..
Kau mengandungku selama 9 bulan,
kau jaga aku dengan kasih sayag yang tak akan pernah ada yang melebihi cinta dan kasih sayangmu.
Ibu…
Kau lah surga ku,
di bawah telapak kaki mu lah surga ku berada,
ingin ku gapai surga itu,namun selalu saja ku menyakiti mu dengan sikap ku.
Ibu…
Kini kau pargi jauh dari hidup ku untuk selamanya,
saat ku sadari semua kasalahan ku pada mu,dan ku belum sempat untuk katakan maaf untukmu….
Ibu…
Aku disini merindukan mu,
ingin ku rasakan kasih sayang dan cintamu lagi.
semoga malam ini aku bisa berjumpa dengan mu,di dalam mimpi yang indah,
akan ku peluk kau,dan ku ingin untuk sejenak tidur di pangkuanmu.
seperti saat kau ada di sisi ku.
IBU….maafkan lah semua kesalahan ku yang pernah aku perbuat selama kau masih di
samping ku,menjagaku dengan kasih sayang mu.

Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2010/12/kasih-sayang-seirang-ibu.html#ixzz1o108udxm

Kamis, 01 Maret 2012

Surat Buat Mama

Surat Buat Mama
Entah kenapa pagi ini aku berniat membangunkan Kak Mitha. Tidak biasanya, ku ingin mengajaknya salat subuh. Mungkin aku ingin dia berubah dan kembali ke jalanNya, atau... apa mungkin karena pertengkaran kemarin dengan mama?
Entahlah, tapi yang jelas, saat pikiranku masih berkutat, tanganku sudah mengayun untuk mengetuk pintu kamarnya.
" Kak..?"
Kutunggu balasan untuk beberapa saat. Hening.
" Kak?"
Aku memanggilnya untuk kedua kali. Kali ini dengan nada lebih tinggi.
Tetap hening. Tak satupun sahutan keluar dari dalam.
Ah, bodohnya aku. Sejak kapan Kak Mitha bisa bangun sepagi ini? Biasanya toh ia paling cepat bangun jam tujuh. Itupun jika ada kuliah di kampusnya.
Tapi tubuhku tidak mau berkompromi. Tetap saja kuketuk pintu kamarnya untuk ketiga kali.
" Kak, salat yuk...?"
Seperti yang kuduga. Tak ada satupun sahutan dari dalam. Biasanya kalau sudah seperti itu, aku akan membalikkan badan dan membiarkannya bangun sendiri. Aku sudah bertabiat seperti semua yang lain disini. Dingin, tak acuh dan masa bodoh dengan urusan orang. Karena itukah seisi rumah seperti neraka?
Diluar control, tanganku tiba-tiba begitu saja sudah menggamit gagang pintu. Aah, ini benar-benar bukan kebiasaanku. Aku tak terbiasa mencampuri urusan orang lain seperti ini karena itulah yang ditanamkan padaku semenjak bertahun-tahun yang lalu, saat papa memutuskan untuk meninggalkan mama beserta keempat orang anaknya. Sejak papa pergi, kehidupan disini semakin kacau. Kalau sebelumnya aku hanya mendengar pertengkaran orang tua dan membereskan perabotan yang pecah, namun sekarang, aku harus merasa maklum dan lazim melihat mama pulang jam tiga pagi dengan alasan meeting, meeting dan meeting . Ahh.... mungkin itu juga yang membuat Kak Mitha seperti ini? Berapa kali juga kupergoki Kakak membawa teman kencannya menginap di rumah? Aku harus menutup mata melihat itu semua karena.... karena.... apa sih yang bisa kulakukan untuk melarang mereka? Dari pekerjaan itu meereka mendapat uang, dari situ mereka membiayai kami untuk bertahun-tahun. Aku jadi teringat sekarang. Setiap kakak membawa teman-teman kencannya ke rumah, dua hal yang selalu ia pesankan padaku adalah : " jangan masuk kamarku dan jangan beritahu mama" . aku selalu mengiyakan permintaannya. Aku tak pernah sekalipun memberitahu mama ataupun memasuki kamarnya saat ia membawa pria. Bahkan seingatku, aku jarang sekali masuk ke kamarnya. Tak lebih dari lima kali semenjak papa pergi kurasa. Tapi sekarang ini?
Entahlah, mungkin rasa sayangku yang begitu besar padanya membuatku ingin membuka pintu kamar ini.
" Kak? " panggilku lagi sebelum kutarik gagang pintu.
"Hmm.. tidak dikunci...," batinku perlahan.
Dengan mudah kutarik gagang pintu yang nampak sudah semakin aus, sebeluma akhirnya kuulangi ucapanku.
" Kaak..., sa............" panggilanku terhenti disitu.
Aku terperangah.
" Kakak???!!!!"

Memoriku melayang kembali ke pertengkaran kak Mitha dan mama malam tadi.
" Sejak kapan kamu jadi pelacur, hahh??!!!!"
Sentakan mama malam itu membangunkan si kembar yang sedari tadi tertidur pulas. Aku mengintip jam dinding.
" Sudah pukul sebelas malam, " batinku masygul.
Kuputar keras-keras tape recorder di kamar lantas meninabobokan kembali si kembar dengan susah payah.
" mama sudah datang ya Kak?" tanya Nia sembari mengucek-ucek matanya.
"Iya, " aku mengangguk pelan.
" Tapi mama capek, jadi jangan diganggu. Kalian cepat tidur ya, besok kan musti sekolah"
Setelah cukup yakin bahwa mereka sudah terlelap, perlahan-lahan aku beringsut dari kamar, dan bersegera menuju ruang tengah. Aku mengendap-endap di bawah sofa dan mendengarkan apa yang sedang dipertengkarkan mereka berdua, kakakku dan Mama.
" mama denger dari sapa?"
" kamu nggak perlu tahu mama dapat info dari mana. Bener nggak???!!!!!!"
" kalo iya terus kenapa?" ujar kak Mitha menantang.
Plaakkk !!! tamparan keras mendarat di pipi kakak. Aku hanya bisa melihat. Aku tak pernah kuasa berbuat. Mama memang temperamen sekali. Apalagi kalau sedang marah, tak ada satupun di rumah ini yang berani membantahnya.
" mama berani menampar aku? Apa salahku ma? Memang aku pelacur tapi aku bangga bisa membiayai adik-adik dengan profesiku ini..."
" Apa kau bilang haaahhh??? Profesi katamu.... itu pekerjaan hina Tha, hina!!!!"
" Lantas, kenapa mama jadi pelacur juga?"
Bagai hantaman keras di tubuh mama, beliau langsung terdiam begitu saja. Amarahnya seketika luluh, yang tersisa hanyalah gurat ketakutan yang seolah meliputi seluruh jiwanya.
" mama... mama.... ma.. maaa... bukan pelacur..." ujarnya, sejurus kemudian.
" Oya? " sambung kakak, sedikit sinis.
" Lantas kenapa aku bisa jadi seperti ini kalau bukan karena mengikuti jejak mama?"
Plaaakkkk.
" mama bukan pelacur. Kalau mama sering pulang pagi itu karena ada meeting"
itu adalah ucapan mama yang terakhir karena setelah itu mama langsung menyeret tas kerjanya, dan pergi begitu saja.
" jangan pergi ma!!" teriak Kak Mitha.
" ada hal yang ingin kubicarakan, tolong "
Mama hanya menoleh sebentar sebelum melengus kesal.
" Kita tak pernah bisa bicara berdua, "
" Kenapa mama harus selalu menghindar dari masalah?"
" Ma... Maa!!!!!"
Kak Mitha menarik-narik rok mama, namun dengan tangkas mama menangkis tangannya.
" Braakkk!!!!" suara daun pintu dibanting.
Dan mama pun pergi, seperti malam-malam kemarin.


Untuk mama,
Dari anak yang sangat menyayangimu
Mitha

Mama hanya bisa sesenggukan membaca kop surat itu.
Mama, aku tahu ini akan membuat mama sedih tapi aku rasa inilah jalan terbaik yang bisa kulakukan untuk kita sekeluarga.
Aku sudah menjadi pecandu sejak dua bulan yang lalu. Aku tak tahan harus menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk kokain yang telah begitu banyak menyiksaku. Aku memutuskan untuk berhenti Ma, dan kurasa sekali lagi, inilah jalan terbaik untukku.
Aku tahu kebutuhan ekonomi kita makin lama makin tinggi. Tia sebentar lagi kuliah dan si kembar sebentar lagi masuk SD. Sebenarnya aku bisa membantu mama untuk menghidupi mereka. Seperti yang sudah kuceritakan pada mama, pekerjaan sambilanku sebagai hostess bisa dibilang cukup untuk membantu mama menyekolahkan adik-adik. Tapi tidak lagi setelah aku kecanduan Ma! Uangku habis untuk nyabu dengan anak-anak, bahkan sering kurang. Untung aku belum ada keberanian untuk mencuri barang-barang di rumah kita seperti teman-temanku yang lain. Maka kurasa inilah jalan terbaik bagiku sebelum aku menyakiti mama lebih jauh.
Mama histeris setelah membaca baris itu. Surat sepanjang satu setengah halaman itu diremas-remasnya dengan gundah. Aku sendiri sibuk menenangkan si kembar yang sedari tadi bertanya-tanya kenapa mama menangis dan kenapa jasad kak Mitha terbujur kaku di ruang tengah.
Beberapa kali aku memergoki mama check in. Aku tak pernah menuntut mama untuk berkata jujur tapi aku sedih melihat mama bohong dari waktu ke waktu. Kalau memang itu pekerjaan mama, kenapa harus menutupinya dengan berpura-pura ke kantor tiap pagi? Mama tak pernah ke kantor, karena memang mama sudah tak bekerja disitu lagi. Kenapa harus berbohong padaku Ma? Kenapa?
Aku maklum jika mama menyembunyikan fakta itu dari Tia, karena dia terlalu kecil untuk memahami semua ini, tapi ma, kenapa mama harus menyembunyikan hal ini dariku? Aku bangga punya mama, apapun pekerjaan mama bagiku tak masalah. Karena berkat mama lah aku bisa mengenyam pendidikan. Aku tahu, banyak sudah yang mama korbankan untuk membuatku kuliah.
Mungkin terdengar konyol Ma, tapi sesungguhnya, Mamalah yang menginspirasiku untuk menjadi seorang hostess. Aku tahu mama kecewa sekali saat tadi aku mengatakan hal ini. Mama ingin aku menjadi gadis baik-baik, meneruskan kuliah dan mungkin membina rumah tangga, tapi aku tak bisa membiarkan adik-adik setiap saat mengeluh padaku tentang SPP nya yang menunggak, atau ngiri melihat teman-temannya jajan. Sungguh Ma, aku tak tega melihat mereka harus ikut menderita. Mereka masih kecil untuk ikut merasakan penderitaan keluarga, Ma!
Sungguh kepuasan tak terkira, saat melihat mereka berbinar-binar menerima uang saku dariku, saat mereka meloncat-loncat kegirangan kuajak ke swalayan, saat ada kado istimewa di hari ulang tahun mereka... ah... sungguh Ma, demi melihat semua itu, aku rela melakukan apapun! Aku tak peduli apa kata orang Ma, aku tak peduli!!
Maafkan aku Ma telah memilih jalan ini. Aku tahu aku salah, tapi aku tak bisa membiarkan mama semakin menderita dengan kehadiranku. Sudah kupilih jalan ini ma, maka ikhlaskan aku, dan kuharap mama bisa berubah. Aku tak ingin adik-adik menjadi seperti kita. Jaga mereka baik-baik.
Maaf,

Mitha
Mama kembali menjerit. Histeris. Aku menyuruh si kembar masuk ke kamarnya sebelum kuhampiri mama.
Kupeluk erat tubuhnya yang kelihatan sudah semakin menua.
" Aku juga sudah tahu apa kerja Mama dari dulu. Istri Om Bayu dulu pernah kesini dan melabrakku serta kakak. Tapi kami tidak tega memberitahu Mama"
Mama tertegun.
Aku menatapnya penuh kasih. Jujur aku merasa beruntung. Di tengah kemelut keluarga yang seakan tanpa ujung, sahabatku mengenalkan aku pada Remaja Mushala. Dari sini aku mulai kembali mengenal ajaran agama. Aku mulai rajin salat, suatu hal yang sudah kulupakan untuk waktu yang sangat lama.mereka memberiku siraman ruhani. Banyak... banyak sekali! Aku bersyukur tidak harus terjerumus dalam lembah yang gelap. Setiap aku merasa kusut, aku selalu melarikan diri pada mereka, menceritakan segala uneg-unegku dan dengan segenap hati mereka menuntunku untuk memasrahkan semuanya pada Allah. Sungguh jalan keluar yang terbaik.
Aku memang belum berjilbab seperti mereka karena aku merasa belum siap, tapi setidaknya, aku bersyukur tidak harus terjerumus ke pergaulan yang salah.
Aku melenguh. Kasihan kak Mitha...

Tanah pusara itu belumlah mengering. Mama hanya bisa mengamatinya dalam hampa. Melepaskan anak sulungnya kembali pada Tuhan bukan pekerjaan mudah. Polisi sebenarnya meminta mama untuk melakukan otopsi agar sebab kematian kakak jelas. Tapi mama menolaknya.
Ya Allah, apa yang bisa kulakukan untuk kakakku? Kenapa hidupnya harus berakhir seperti ini?
Aku jadi teringat salah satu doa yang sering diucapkan dalam salat.
" Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang engkau sesatkan"
"Ya Allah, bolehkah aku meminta agar Engkau melindungi Kak Mitha?"
 
 
by : Ginanjar Rahardi

IBU... SEMUA KEBAIKAN YANG KULAKUKAN TAK KAN CUKUP UNTUK MEMBALAS CINTA KASIHMU...

Ini adalah kisah nyata Pengorbanan Ibu selama Gempa Jepang.
Setelah Gempa itu mereda, ketika tim penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda, mereka melihat mayatnya melalui celah-celah. Tapi entah bagaimana posenya aneh bahwa dia menekuk lututnya seperti orang yang menyembah, tubuhnya condong ke depan dan ke dua tangannya seperti memeluk suatu benda.
Rumah itu telah runtuh seluruhnya……
Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mencapai tubuh wanita. Dia berharap bahwa wanita ini masih hidup.
Namun, tubuh dingin dan kaku mengatakan bahwa orang itu telah meninggal.
Seluruh tim meninggalkan rumah itu dan mencari bangunan yang runtuh berikutnya.
Untuk beberapa alasan, pemimpin tim didorong oleh suatu kekuatan yang menarik untuk kembali ke rumah wanita yang sudah meninggal tersebut.
Sekali lagi, dia berlutut diantara celah-celah sempit untuk mencari ruang kecil di bawah mayat. Tiba-tiba, ia berteriak gembira, “Aaa…Ada seorang anak..!!! ”
Seluruh tim bekerja bersama-sama dengan hati-hati, mereka membersihkan tumpukan benda-benda rusak di sekitar wanita mati.
Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan terbungkus selimut bunga di bawah mayat ibunya.
Jelas, wanita itu telah membuat pengorbanan besar untuk menyelamatkan anaknya, ketika rumahnya runtuh, ia menggunakan tubuhnya sebagai penutup tubuh anaknya untuk melindungi anaknya dari reruntuhan.
Anak kecil itu masih tidur pulas ketika pemimpin tim mengangkatnya.
Dokter medis datang dengan cepat memeriksa anak kecil itu, lalu ia membuka selimut, terlihat sebuah ponsel di dalam selimut.
Ada pesan teks pada layar, tertulis, “Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mengasihi engkau.” lalu ponsel diperlihatkan pada anggota team dari satu tangan ke tangan lain.
Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis…
“Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu.”
Pesan tersebut adalah pesan kasih ibu untuk anaknya…!!!

Doa Orang Tua pada Anak nya, Doa yang Mustajab

Doa Orang Tua pada Anak nya, Doa yang Mustajab

 


Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga ortu mesti hati-hati dalam mendoakan anak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

"Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya." (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24). Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini. Kisah ini menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah ini dibawakan pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.

Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَكَلَّمَ مَوْلُوْدٌ مِنَ النَّاسِ فِي مَهْدٍ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ [وَسَلَّمَ] وَصَاحِبُ جُرِيْجٍ" قِيْلَ: يَا نَبِيَّ اللهِ! وَمَا صَاحِبُ جُرَيْجٍ؟ قَالَ: "فَإِنَّ جُرَيْجًا كَانَ رَجُلاً رَاهِباً فِي صَوْمَعَةٍ لَهُ، وَكَانَ رَاعِيُ بَقَرٍ يَأْوِي إِلَى أَسْفَلِ صَوْمَعَتِهِ، وَكَانَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ الْقَرْيَةِ تَخْتَلِفُ إِلَى الرَّاعِي، فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ - وَهُوَ يُصَلِّي - أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ. ثُمَّ انْصَرَفَتْ فَأُتِيَ الْمَلِكُ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ وَلَدَتْ[1]. فَقَالَ: مِمَّنْ؟ قَالَتْ: مِنْ جُرَيْجٍ. قَالَ: أَصَاحِبُ الصَّوْمَعَةِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: اِهْدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَأْتُوْنِي بِهِ، فَضَرَبُوْا صَوْمَعَتَهُ بِالْفُئُوْسِ، حَتىَّ وَقَعَتْ. فَجَعَلُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ بِحَبْلٍ؛ ثُمَّ انْطَلَقَ بِهِ، فَمَرَّ بِهِ عَلَى الْمُوْمِسَاتِ، فَرَآهُنَّ فَتَبَسَّمَ، وَهُنَّ يَنْظُرْنَ إِلَيْهِ فِي النَّاسِ. فَقَالَ الْمَلِكُ: مَا تَزْعُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: مَا تَزْعُمُ؟ قَالَ: تَزْعُمُ أَنَّ وَلَدَهَا مِنْكَ. قَالَ: أَنْتِ تَزْعَمِيْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: أَيْنَ هَذَا الصَّغِيْرُ؟ قَالُوْا: هَذَا فِي حُجْرِهَا، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَنْ أَبُوْكَ؟ قَالَ: رَاعِي الْبَقَرِ. قَالَ الْمَلِكُ: أَنَجْعَلُ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: مِنْ فِضَّةٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَمَا نَجْعَلُهَا؟ قَالَ: رَدُّوْهَا كَمَا كَانَتْ. قَالَ: فَمَا الَّذِي تَبَسَّمْتَ؟ قَالَ: أَمْراً عَرَفْتُهُ، أَدْرَكَتْنِى دَعْوَةُ أُمِّي، ثُمَّ أَخْبَرَهُمْ

"Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan Juraij" Lalu ada yang bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?". Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggilnya ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij." Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?" Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, "Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur?"[2] Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.[3]

Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak[4]. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?" "Dari Juraij?", jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, "Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?" "Benar", jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari." Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur.[5] Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.

Raja lalu bertanya padanya, "Siapa ini menurutmu?". Juraij balik bertanya, "Siapa yang engkau maksud?" Raja berkata, "Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu." Juraij bertanya, "Apakah engkau telah berkata begitu?" "Benar", jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?" Orang-orang lalu menjawab, "(Itu) di pangkuan (ibu)nya." Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Ayahku si penggembala sapi."

Kontan sang raja berkata, "Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas." Juraij menjawab, "Tidak perlu". "Ataukah dari perak?" lanjut sang raja. "Jangan", jawab Juraij. "Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?", tanya sang raja. Juraij menjawab, "Bangunlah seperti semula." Raja lalu bertanya, "Mengapa engkau tersenyum?" Juraij menjawab, "(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 33. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 25). Lihat [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8]

Maka sungguh amat bahaya jika keluar dari lisan orang tua doa jelek pada anaknya sendiri karena doa seperti itu bisa terkabul sebagaimana dapat kita lihat dalam kisah Juraij di atas. Yang terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan moga anaknya menjadi sholeh serta berada di jalan yang lurus. Ketika marah karena kenakalan anaknya, hendaklah amarah tersebut ditahan. Ingatlah sekali lagi bahwa di saat marah lalu keluar doa jelek dari lisan ortu, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud.

Hendaklah orang tua mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana beliau berdoa,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Lihatlah sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)

Moga Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus. Jika kita sebagai anak, janganlah sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka, sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita.

by : Strawberry

MASIH PERAWAN.....

Aku Perawan…!!!

“Aku masih perawan, nggak pernah ciuman, pegangan tangan, bercumbu, atau jalan-jalan berdua saja dengan bukan muhrimku, dan dengan laki-laki manapun…”

glek….. “Masa sih…”

“Iya, AKU MASIH PERAWAN, JELAS….!!!!”
aku masih perawan, utuh, murni 100 persen, tidak berkurang sedikitpun, aku tidak pernah “pacaran” seperti orang kebanyakan, aku lihat lelaki itu dari bagaimana pola pikir dikepalanya bukan “Pola Tangan dan Pola Matanya” melihatku.

“Bodoh loe,”

Biar, aku lebih suka dibilang “Bodoh” sebab bodoh itu melindungiku dari melakukan hal-hal “pintar” tapi sebenarnya aku sendiri TIDAK TAHU .

“Sekarang bukan zamannya neng,….”

Ya, benar, sekarang memang bukan jamannya menyembunyikan atau mengatakan “tabu” kalau bicara soal keperawanan, jaman sekarang sudah terbuka, orang bisa bicara dari sudut mana saja, dengan cara berfikir apa saja tentang keperawanan. silahkan. sorry, tapi tidak bagiku.

“Pantesan, sekarang blom dapat pacar…”

“Aku …..cari suami yang bisa dijadikan pacar, bukan pacar yang belum tentu jadi Suami“

“Kolot, Kuno, Nggak Gaul, Nggak ngikutin trend…”

“ah nggak papalah, toh yang bilang aku Kolot, Kuno, Nggak Gaul, Nggak ngikutin trend, itu kan manusia, Tuhan nggak”

“Sok Munafik…!!!!”

“Kalau munafik itu orang yang nggak konsisten, ngomong ini tapi ngelakuin ini, tapi menjaga keperawanan itu kewajiban”

“Sok Suci….!!!!”

“Bukankah “Kesucian” seorang wanita memang harus dijaga, ada orang aneh bilang :
“Kamu perempuan tuh memang anak ayah dan ibumu, tapi sebenarnya kamu itu titipan suamimu pada mereka, jadi harus dijaga semuanya, jangan ada yang hilang. Dijaga sampai nanti dia siap membawamu pergi dari mereka dengan satu ikatan yang suci dan diridhoi . Emangnya kamu mau kalau nanti dibilang Ayah dan Ibumu tidak becus menjaga titipannya”

Kesimpulan:
Hidup ini pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya, ada tanggung jawab baik dimata manusia maupun dimata Tuhan. silahkan lakukan apa saja karena itu hak dasar kita sebagai manusia bebas, tapi sebagai perempuan alangkah indahnya kalau kita bisa menjaga KEPERAWANAN kita secara utuh sampai nanti dipersatukan TUHAN dalam ikatan suci pernikahan, seperti kata orang aneh tadi,

Akar utama kebahagiaan kita dan pasangan kita itu kejujuran,bukan dengan “kebohongan”.
by : Kembang Anggrek

3 (three) KEMANAPUN KAMU PERGI, JARINGANNYA SELALU ADA

Sebuah kisah cinta yang mengharukan.
Seorang gadis bernama MAWAR yang tertabrak mobil ketika pulang dari kampus.
Ia mempunyai seorang pacar bernama ZUTA. Mereka slalu mesra dan slalu keep in touch.
mereka tiap hari berhubungan lewat hanphone mereka.
Tanpa kenal waktu, dimanapun berada si MAWAR slalu membawa HPnya.
Bahkan ia mengganti kartu TELKOMSELnya ke 3(three) agar berada di network yang sama , irit pulsa dan jaringan yang kuat.
Bahkan ia pernah sambil bergurau berkata agar kelak jika ia meninggal dikuburkan bersama dengan kartu sim dan hpnya.

Pada saat pengangkatan jenasah,terjadi keanehan.
Tak ada seorangpun yang bisa mengangkat peti matinya.
Bahkan dengan berbagai cara. Akhirnya mereka memanggil "ORANG PINTAR".
Orang ini berkata bahwa gadis ini tlah kehilanhan SESUATU disini.
Akhirnya keluarga mengatakan jika Mawar ingin dikuburkan bersama HPnya.
Segera peti dibuka dan dimasukkanlah hp bersama sim cardnya.Dan jenasahpun bsa diangkat dg ringan.

Keluarga tidak memberi tau kejadian ini kepada ZUTA.
SAMPAI AKHIRNYA sang pacar menelepon bahwa ia akan datang sore ini.
Ketika dah sampai ke rumah mawar, si ibu memberitahukan peristiwa yang terjadi sambil menangis.
Zuta menganggap ini lelucon dan sangat tidak percaya.
Akhirnya, si ibu mengajak sang pacar ke KUBURAN MAWAR.
namun zuta tetap tidak percaya.

Sampai terdengar dering telepon. "NAH, INI DARI MAWAR" kata zuta
Dia segera mengangkat telepon dan berbicara. SENGAJA IA AKTIFKAN SPEAKER AGAR SEMUA BSA MENDENGAR.
DAN..... BENAR BENAR SUARA MAWAR.

Sang ibu sangat terkejut. Bagaimana mungkin..?
Tidak mungkin orang lain memakai sim kard itu karna tlah terkubur bersama jasad mawar.
Akhirnya mereka sepakat memanggil lagi ORANG PINTAR.
orang pintar ini memanggil 3 rekannya dan bekerja slama 3,5 jam.
Akhirnya mereka menemukan jawabannya....

3 (three) KEMANAPUN KAMU PERGI, JARINGANNYA SELALU ADA
xixixixixi...... :)
by: Kembang Anggrek