Laksana Bidadari dalam Hati Suami 4 (Penuh Cinta Kasih)
e
Penuh Cinta dan Kasih
Allah Ta’ala berfirman,
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36) عُرُبًا أَتْرَابًا (37)
“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 36-37)
Ibnul A’rabi berkata, “Al-’Urubu min An-Nisaa’i” ( العرب من النساء) maksudnya wanita yang patuh kepada suaminya dan memperlihatkan cintanya kepadanya.”
Tentang penafsiran ‘urub (عرب )
para ahli tafsir menyebutkan bahwa wanita-wanita tersebut sangat
mencintai suaminya, sayang dan manja kepada suami, membuat suami cinta
kepadanya, membuat nafsu syahwat suaminya bergelora kepadanya dan
membuat suami berdandan karenanya.
Bukhari dalam Shahihnya berkata, ” ‘Uruban (عربا ) adalah wanita yang amat cinta pada suaminya.”
Seorang
wanita shalihah cerminan dari pribadi yang penuh kasih dan cinta pada
suaminya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk mencintai pria
lain…sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Istri-istri
kalian akan menjadi penghuni surga yang sangat mencintai, yang jika
dia disakiti dan menyakiti maka dia segera datang kepada suaminya, dia
letakkan tangannya di atas telapak tangan suaminya, seraya berucap,
“Saya tidak dapat tidur sampai engkau meridhaiku.” (HR. Thabrani)
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menganjurkan kepada laki-laki yang akan menikah untuk mencari wanita yang penyayang dan berbelas kasih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Nikahilah
wanita yang penyayang dan berpotensi beranak banyak, karena aku akan
membanggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain di hari kiamat” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Di
antara bentuk cinta dan kasih kepada suami adalah bertutur kata dengan
manis, lembut dan mesra, karena manisnya tutur kata wanita dapat
memikat dan mempesonakan hati lelaki. Apa engkau tidak ingin
kata-katamu laksana tetesan air yang begitu menyejukkan di tengah gurun
pasir nan tandus lagi gersang bagi suamimu? Saudariku…sesungguhnya
lelaki membutuhkan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwanya. Dia
membutuhkan terpal yang dapat membuatnya teduh…ke manakah lagi kiranya
dia akan mencari keteduhan hati jika tidak pada dirimu?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap anggota tubuh manusia
wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau
berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau
menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik
kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang
baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju
shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah
sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Renungkan…perkataan
yang baik adalah sedekah, siapakah yang lebih pantas untuk
mendapatkan kebaikan kata-katamu yang memikat jika bukan suami yang
mendampingi hidupmu?!
Mari
kita lihat di antara sifat bidadari yang paling baik adalah gaya
bahasa yang memikat saat ia mendekati suaminya, ia menyayangi
sebagaimana ibu yang menyayangi anaknya, ia menggoda suaminya dengan
parasnya yang cantik jelita.
Bersuara Merdu
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”
Sesungguhnya istri-istri penghuni surga bernyanyi untuk suami-suami
mereka dengan suara yang paling bagus yang tidak pernah didengar oleh
seorangpun. Di antara lagu yang mereka nyanyikan ialah ‘Kami adalah
bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik, istri-istri kaum
yang mulia.’ Mereka memandang dengan kegembiraan. Di antara nyanyian
mereka lagi ialah ‘Kami kekal tidak akan pernah mati, kami setia tidak
akan pernah berkhianat, dan kami bermukim tidak kan pernah
bepergian.” (Shahih Al Jami’ Ash-Shaghir)
Sebagaimana
manusia tertarik dengan suara yang indah, Allah dengan kekuasaanNya
menjadikan suara yang indah dan menggembirakan sebagai salah satu
kesenangan surga yang tidak akan sirna dan tak ada habis-habisnya.
Ketika
kita melihat pada realita yang ada, tiap manusia dianugrahi warna
suara yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang
terlahir dengan suaranya yang syahdu, ada pula yang kurang syahdu.
Akan tetapi, pelajaran yang bisa kita petik dari sini yakni, hendaknya
kita berusaha memperelok nada bicara kita di depan suami kita.
Meskipun suara kita hanya bermodal pas-pasan saja.
Saudariku…Mulailah
dari sekarang, karena belum terlambat untuk menjadi laksana bidadari
dalam hidup suami. Dengan melihat karakteristik sang bidadari,
seharusnya hal tersebut menjadi cermin akhlak bagi setiap wanita dunia.
Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, duhai
wanita…
Maka
dari itu, berusahalah agar engkau bisa meneladani kecantikan
akhlaknya, berlombalah, dan bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai orang yang memanggil dan mencari bidadari, agar dapat bercumbu dengannya di taman-taman surgawi
Andaikan kau tahu siapa yang kau seru, tentu kau tak kan diam saja membisu
Andaikan kau tahu di mana dia berada, kau kan berusaha sekuat tenaga
Segeralah dan tapaki jalan menuju ke sana, karena jalan yang kau tempuh tak lama lagi kan tiba
Bercintalah dan berbicaralah dalam kalbu, persiapkan maskawin selagi kau mampu untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal untuk pertemuan, malam pertama adalah malam yang fitri setelah Ramadhan
Harapkan keindahan dan kecantikannya yang memikat, hampirilah sang kekasih dan jangan kau terlambat!”
Andaikan kau tahu siapa yang kau seru, tentu kau tak kan diam saja membisu
Andaikan kau tahu di mana dia berada, kau kan berusaha sekuat tenaga
Segeralah dan tapaki jalan menuju ke sana, karena jalan yang kau tempuh tak lama lagi kan tiba
Bercintalah dan berbicaralah dalam kalbu, persiapkan maskawin selagi kau mampu untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal untuk pertemuan, malam pertama adalah malam yang fitri setelah Ramadhan
Harapkan keindahan dan kecantikannya yang memikat, hampirilah sang kekasih dan jangan kau terlambat!”
Wahai lelaki dunia…
Cintailah istri shalihah yang tiada sempurna
Dengan cinta yang nyaris sempurna*
Menikahinya akan menghantarkanmu bersanding dengan bidadari di surgaNya yang sempurna
Cintailah istri shalihah yang tiada sempurna
Dengan cinta yang nyaris sempurna*
Menikahinya akan menghantarkanmu bersanding dengan bidadari di surgaNya yang sempurna
*)
karena kesempurnaan cinta yang hakiki hanya pantas ditujukan bagi
Rabbul A’la, maka dari itulah penulis menggunakan kata “nyaris”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar