PETUALANGAN CINTA
Berbagai kisah petualangan cinta telah memenuhi berbagai karangan dan
cerita. Namun saat kami membeberkan atau pun mengulasnya, kami hanya bermaksud
untuk memberikan ibarat sebagai pelajaran dalam menghadapi kehidupan ini, yang
tentunya banyak menyimpan hikmah dan pelajaran yang sangat berharga. Dalam
penyampaian kami, sengaja kami sisihkan bias materialism, kami jauhkan berbagai
naluri birahi, serta awing-awang yang menjerat dalam sarang laba-laba, dimana
hal ini telah mencemaeri pikiran kita dan meracuninya, dimana api asmara dan
kerinduan telah menguasai hati manusia.
Mereka membiarkan diri mereka
terjerat oleh tali-tali setan yang mereka lilitkan sendiri di leher. Akibat
dari propaganda berbagai majalah dan cerita-cerita tersebut, telah terjadi
berbagai tindak criminal dari para pembacanya dan pemirsanya yang masih
“menyusu”. Hal ini terbukti dengan banyaknya pencurian dan perselingkuhan yang
memenuhi kolom-kolom Koran dan majalah, dimana semua itu berkaitan dengan
masalah cinta, asmara, serta hubungan laknat yang mula-mula bagaikan bara dalam
sekam lalu dengan cepat merentak ke seluruh tempat hingga berkobarlah berbagai
dorongan nafsu.
Maka, ditengah gejolak nafsu
yang membara inilah segala pertimbangan, luntur dan pudarlah segala nilai
keutamaan hingga kejahatan menjadi satu-satunya akhir dari semua itu. Berapa
banyak para pencuri yang melakukan pencurian dengan motif cinta, berapa banyak
darah yang mengalir akibat cinta. Dengan motif cinta, berapa banyak wanita yang
ditinggal menjanda, berapa kepala tanpa badan yang telah menggelinding akibat
naluri ini.
Namun, ini tidaklah
mengherankan. Sebab, api yang besar berasal dari sepercik bara. Tatkala akal
telah hilang, tunduk dalam kuasa asmara, dan jerit cinta terdengar melolong,
maka berbagai ungkapan yang jujur menuturkan berbagai akibat yang
menyengsarakan. Maka benarlah apa yang dikatakan penyair berikut;
Wahai orang yang dirundung asmara, mungkin engkau mengira
Bahwa cinta hanya
perpisahan dan pertemuan belaka
Memang benar,
cinta adalah pertalian yang saling tarik- menarik
Serta perpisahan
yang menyakitkan hingga darah yang harus dialirkan
Memang cinta hanyalah tangisan
pilu, jeritan nestapa, derita hidup, kekotoran, dan amarah. Cinta hanya
beriring air mat; tidak mendapat tempat , melainkan hanya dalam khayalan, tidak
mau kompromi dengan akal, melainkan malah membuatnya gila. Kadang, karena cinta
ini pula, seseorang kehilangan miliknya yang paling berharga, dia rela
meninggalkan kekasih lainnya demi cinta ini. Maka, tak heran jika seorang
sastrawanmenangis hingga matanya buta karena menangisi kepergian kekasihnya;
Apakah kedua mataku ini telah menghalangiku dari hatiku
Sungguh, ini
adalah sebuah kezhaliman jika kedua mataku ini membunuh satu nyawa
Mataku ini telah
buta karena sering menangis
Karena perpisahan
dengan kekasih yang telah pergi
Demikianlah cinta, telah mengambil
penglihatannya, sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya oleh arena berpisah
dengan kekasihnya serta keterpautan hatinya pada pujaan hati.
Sourch : Tamasya di
kota cinta (buku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar