as

as

Jumat, 16 Maret 2012

PETUALANGAN CINTA


PETUALANGAN CINTA


Berbagai kisah petualangan cinta telah memenuhi berbagai karangan dan cerita. Namun saat kami membeberkan atau pun mengulasnya, kami hanya bermaksud untuk memberikan ibarat sebagai pelajaran dalam menghadapi kehidupan ini, yang tentunya banyak menyimpan hikmah dan pelajaran yang sangat berharga. Dalam penyampaian kami, sengaja kami sisihkan bias materialism, kami jauhkan berbagai naluri birahi, serta awing-awang yang menjerat dalam sarang laba-laba, dimana hal ini telah mencemaeri pikiran kita dan meracuninya, dimana api asmara dan kerinduan telah menguasai hati manusia.
                Mereka membiarkan diri mereka terjerat oleh tali-tali setan yang mereka lilitkan sendiri di leher. Akibat dari propaganda berbagai majalah dan cerita-cerita tersebut, telah terjadi berbagai tindak criminal dari para pembacanya dan pemirsanya yang masih “menyusu”. Hal ini terbukti dengan banyaknya pencurian dan perselingkuhan yang memenuhi kolom-kolom Koran dan majalah, dimana semua itu berkaitan dengan masalah cinta, asmara, serta hubungan laknat yang mula-mula bagaikan bara dalam sekam lalu dengan cepat merentak ke seluruh tempat hingga berkobarlah berbagai dorongan nafsu.
                Maka, ditengah gejolak nafsu yang membara inilah segala pertimbangan, luntur dan pudarlah segala nilai keutamaan hingga kejahatan menjadi satu-satunya akhir dari semua itu. Berapa banyak para pencuri yang melakukan pencurian dengan motif cinta, berapa banyak darah yang mengalir akibat cinta. Dengan motif cinta, berapa banyak wanita yang ditinggal menjanda, berapa kepala tanpa badan yang telah menggelinding akibat naluri ini.
                Namun, ini tidaklah mengherankan. Sebab, api yang besar berasal dari sepercik bara. Tatkala akal telah hilang, tunduk dalam kuasa asmara, dan jerit cinta terdengar melolong, maka berbagai ungkapan yang jujur menuturkan berbagai akibat yang menyengsarakan. Maka benarlah apa yang dikatakan penyair berikut;

                Wahai orang yang dirundung asmara, mungkin engkau mengira
                Bahwa cinta hanya perpisahan dan pertemuan belaka
                Memang benar, cinta adalah pertalian yang saling tarik- menarik
                Serta perpisahan yang menyakitkan hingga darah yang harus dialirkan

                Memang cinta hanyalah tangisan pilu, jeritan nestapa, derita hidup, kekotoran, dan amarah. Cinta hanya beriring air mat; tidak mendapat tempat , melainkan hanya dalam khayalan, tidak mau kompromi dengan akal, melainkan malah membuatnya gila. Kadang, karena cinta ini pula, seseorang kehilangan miliknya yang paling berharga, dia rela meninggalkan kekasih lainnya demi cinta ini. Maka, tak heran jika seorang sastrawanmenangis hingga matanya buta karena menangisi kepergian kekasihnya;

                Apakah kedua mataku ini telah menghalangiku dari hatiku
                Sungguh, ini adalah sebuah kezhaliman jika kedua mataku ini membunuh satu nyawa
                Mataku ini telah buta karena sering menangis
                Karena perpisahan dengan kekasih yang telah pergi

                Demikianlah cinta, telah mengambil penglihatannya, sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya oleh arena berpisah dengan kekasihnya serta keterpautan hatinya pada pujaan hati.         

Sourch : Tamasya di kota cinta (buku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar